Tuesday, July 22, 2014

Nikah muda? masalah??

Entah kalau mendengar kabar bahagia pernikahan dua orang yang masih bisa dibilang amat muda, konotasi negatif selalu ada.
Entah tuduhan hamil duluan, masih labil sehingga bisa berdampak pada perceraian dll..
Nyatanya? banyak pasangan yang nikah muda masih eksis sampai sekarang.
Serbasalah sih ya, berita baik itu memang harus disiarkan, diberitahukan untuk mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan di kemudian hari. Tapi terkadang sudah disiarkan aja tetap bisa jadi gunjingan.
Ya begitulah hidup, ga akan ada habisnya kalau dengerin omongan orang. Jadi biar waktu yang menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka dimasa lampau.

Akhir-akhir ini disekitar saya banyak bertebaran kabar pernikahan dan perceraian. Terutama yang saya soroti adalah masalah perceraian yang mana dialami ga hanya dengan pernikahan yang berumur saja, pernikahan kemarin sore-pun bisa mengalami.
Nah yang saya kurang setujui adalah pendapat jika mendengar pernikahan "kemarin sore" harus "bubar" dengan cepat.
Kenapa? karena pasti komentar pertama yang muncul "pasti karena sewaktu menikah masih labil, masih muda, masih pengen senang-senang, eh milih nikah. Akhirnya gak sanggup beradaptasi dengan perubahan lingkungan setelah menikah"

Sedih dengernya. Kenapa yang disalahkan pernikahan mudanya? padahal ga semua orang yang menikah muda karena "kecelakaan". Banyak yang semata-mata mencari Ridho Allah SWT. Mereka yang berkomentar seperti itu tidak pernah menyebut kata "oknum"nya. Saya marah ketika mendengar salah satu teman saya berkata seperti itu.
Hei!! Nikah itu ga melulu ngurusin masalah. Nikah itu enak kok, ada teman sharing yang tanpa bosan mendengarkan keluh kesah kita disaat lelah. Ada teman berbagi kebahagiaan yang tidak pernah menghitung berapa banyak waktu, biaya, dan tenaga yang dia keluarkan untuk membahagiakan kita. 

Buat saya sendiri yang memutuskan menikah di usia muda (21 thn) saya tidak pernah menyesal mengambil keputusan itu. Karena saya yakin jodoh dari Allah SWT sudah didepan mata. Buat apa menolak dan mencari perbandingan yang lebih baik kalau kita sendiri yakin bahwa pria didepan kita adalah pria terbaik kiriman Allah SWT.
Alhamdulillah berkat keyakinan itu, saya merasa pernikahan yang saya alami even ga selalu lurus namun tetap membawa kebahagiaan. Kebahagiaan yang kami bangun atas dasar keyakinan yang kuat bahwa kami memang ditakdirkan bersama dan kami akan selalu memberikan yang terbaik untuk pasangan hidup kami masing-masing.
Memang masih seumur jagung untuk berbicara masalah "kesempurnaan" rumah tangga. Tapi menurut saya yang namanya rumah tangga memang tidak ada yang sempurna. Bagaimana kitanya saja membuat itu semua menjadi sempurna untuk pasangan masing-masing,  bukan untuk penilaian orang.

Jadi lebih baik mana? nikah muda yang ketika menghadapi masalah bisa diselesaikan berdua dengan pasangan, dengan saling menguatkan? atau menjalin hubungan yang bermasalah tanpa solusi dan akhirnya saling meninggalkan?

Itu pilihan masing-masing. Jadi please ya jangan lagi memandang sebuah pernikahan dengan sebelah mata. Pernikahan itu suci. Silahkan salahkan oknumnya jika memang dirasa menodai esensi sebuah pernikahan.



Salam
DA



No comments:

Post a Comment