Welcome back my blog,
udah lama juga ga corat coret blog dengan tulisan yang ala kadarnya.
Oh ya, saya punya gambar gembira. Berawal dari twitter, saya dapat info dari penulis favorit saya yakni Mba AE, bahwa akan ada workshop menulis barengan penulis-penulis terkenal dengan kesuksesan buku serta film yang mereka buat. Alhamdulillah dengan berbagai kemudahan, saya lolos loh menjadi salah satu peserta. Hanya dengan mengirimkan contoh tulisan, saya lolos seleksi. Baru sabtu depan sih acaranya. Insya Allah nanti saya publish ya di blog hasil acara dan foto-fotonya.
Minggu ini bisa dikatakan sebagai minggu yang berwarna, mulai dari kelahiran keponakan tercinta, surprise dari suami yang tidak disangka-sangka, sampai pada penggalauan hati. Tapi itu semua juga anugerah dari Allah SWT, jadi kok rasanya g adil ya kalo hanya mengingat dan bersyukur sama Allah pas lagi seneng-senengnya aja. Toh Allah jg gak pernah milih-milih waktu buat nolong kita. Rasanya kangen banget nangis dihadapan Allah. Pengen ngaduin smuanya. Meski kita gak pernah dikasih jawaban secara lisan, tapi hati menjadi lebih tenang karena darisitu jawaban sesungguhnya datang. Coba kalo diinget-inget, apa aja yang udah Allah kasih sama kita? hidup, nafas, otak, akal, pekerjaan, makanan, keluarga, teman, suami, pendidikan, pengalaman, dan masih banyak lagi. Tapi coba renungkan sudah berapa ribu kali kita mengucap syukur selama hidup? Ada 1000, 2000, atau 10.000 mungkin?
Nah, darisitu Allah ga pernah ngungkit-ngungkit jasanya karena DIA tahu bhwa semua yang udah DIA kasih itu akan diambil lagi oleh DIA suatu hari lagi.
Kita ini kecil, kecil dimata Allah. Jadi apa pantes kita sombong? mendongak keatas, mengungkit-ungkit kebaikan kita kepada orang lain? Saya sendiri menyadari bahwa saya dibawah itu semua. Saya masih berkekurangan. Tapi saya belajar, belajar dari pelajaran yang terdahulu. Setidaknya itu yang bisa saya lakukan untuk saat ini, untuk diri saya sendiri.
Ketika hidup lebih pasrah dan berserah diri, entah kenapa semuanya terasa begitu damai. Entah kenapa saya merasa doa-doa saya dijawab oleh Allah, bahkan dalam waktu yang menurut saya singkat. Tapi saya tidak mau takabur dan merasa bahwa saya benar karena Allah berada dipihak saya, tidak adil rasanya.
Sekarang saya diam, dan mungkin akan diam, tapi tidak kepada Allah, karena hanya kepada DIA saya bisa percayakan semuanya meski Allah telah mengirimkan orang-orang terbaiknya untuk menemani saya, *keluarga, suami, sahabat* itu lebih dari cukup.
Ah rasanya sore ini tidak adil jika saya isi dengan emosi, dengan kemalasan, dengan ketidaktahudirian.
Oke, segitu dulu ya sharenya. Makasih buat udah mampir dan baca-baca :)
No comments:
Post a Comment