Tuesday, September 13, 2011

Subhanallah, Walhamdulillah, Allahuakbar

Ramadhan telah pergi, idul fitri pun akan menyusulnya perlahan tapi pasti. Apakah tahun depan saya masih bisa melaluinya bersama-sama orang yang saya sayangi? Wallahualam,,, Entah kenapa saya merasa terhenyak, ibarat bangun tidur tiba-tiba dan masih belum terkumpul semua kesadaran saya. Begitulah yang saya rasakan atas beberapa peristiwa yang saya alami akhir tahun ini. Manusia memang tidak ada yang sempurna. Itulah yang saya alami. Saya mungkin tidak sempurna menjadi seorang anak bagi ibu saya, saya tidak sempurna menjadi adik bagi kakak-kakak saya, saya tidak sempurna menjadi kakak bagi adik saya, saya tidak sempurna menjadi pemimpin di organisasi saya, saya tidak sempurna menjadi istri bagi suami saya, saya tidak sempurna menjadi teman atau sahabat bagi teman dan sahabat-sahabat saya, tentunya saya belum bisa sempurna menjadi hambaNya. Tapi satu hal yang pasti, saya akan berusaha menyermpurnakan diri saya bagi semua orang yang saya sayangi dan DIA yang maha pengasih. Entah kenapa saya semakin takut. semakin sedih. DIA yang tidak pernah tidur selalu memantau hamba-hambaNya termasuk saya.

Saya sedih ketika mengingat dosa-dosa saya, saya ingin menangis ketika merasa betapa kerdilnya saya di mataNya. Namun saya tahu DIA pasti memberikan kesempatan pada hamba-hambaNya untuk memperbaiki diri dimulai dari saat ini. Saya tidak peduli dengan perbuatan jahat orang-orang yang yang pernah mendzolimi saya, saya sberusaha mungkin agar rasa sakit hati yang mampir bisa segera kembali. Omong-omong masalah sakit hati, entah saya harus senang atau sedih ketika Allah membalas rasa sakit hati ini. Senang karena Allah gak pernah tidur karena dalam jangka waktu yang tidak begitu lama, saya melihat sendiri balasan dari Allah kepada makhlukNya yang tidak pernah takut akan kehadiran DIA. Tapi saya sedih karena melihat balasan itu begitu bertubi-tubi, semoga orang yang dalam masalah, bisa kuat menghadapi segala cobaan yang dideritanya. Begitupun saya, saya menjadi berkaca diri, saya harus bisa lebih mengkontrol mulut saya, telinga saya, dan pandangan saya. Alhamdulillah Allah memberikan pendamping hidup yang bisa menuntun saya kejalan kebenaranNya. Saya tidak henti-hentinya bersyukur. Meski sempat merasa terpuruk dengan kegagalan saya menjadi seorang ibu, tapi saya baru menyadari bahwa Allah memberikan nikmat yang lebih baik. DIA menggantinya dengan apa yang DIA anggap baik untuk saya. Subhanallah, Walhamdulillah. Jadi, ratapan tangis yang kita keluarkan tidak akan menjadi apa-apa jika kita tidak berusaha merubahnya menjadi sesuatu yang lebih baik. Sudahkah kita bersyukur hari ini?

No comments:

Post a Comment